Selasa, 05 Oktober 2010

Integrasi Saraf

Laporan Praktikum

Fisiologi Ternak Dasar

DARAH VI & X

Oleh:

Nama : Astrini Padapi

Stambuk : I311 08 279

Kelompok : III (Tiga)

Asisten : Sri Wulandari

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada dasarnya sistem peredaran darah merupakan sistem yang membahas tentang pergerakan darah di dalam pembuluh darah dan juga perpindahan darah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam hal ini peredaran darah berfungsi mengangkut zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke seluruh jaringan tubuh, mengangkut O2 dari organ pernapasan ke seluruh jaringan tubuh dan CO2 dari seluruh jaringan ke organ pernapasan, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke target organ dan mendistribusikan panas dari sumbernya ke seluruh bagian tubuh. Dengan adanya peredaran darah maka akan tercapai suatu lingkungan yang sesuai bagi jaringan tubuh.

Dalam sistem peredaran darah, jantung merupakan organ vital yang paling berperan penting. Tanpa adanya jantung yang senantiasa memompa darah maka proses peredaran darah tidak akan mungkin dapat berlangsung. Dan otak merupakan jaringan yang memliki peranan yang sangat penting dalam tubuh karena merupakan pusat koordinasi seluruh aktivitas dalam tubuh makhluk hidup. Hal inilah yang melatabelakangi dilaksanakannya praktikum mengenai sistem sirkulasi darah, kontraksi otot jantung, aksi integrasi saraf, dan fungsi otak.


Tujuan dan Kegunaan

A. Sistem Sirkulasi Darah

Tujuan dari praktikum mengenai sistem sirkulasi darah adalah untuk melihat sistem peredaran darah pada arteri dan vena pada katak.

Kegunaan parkatikum mengenai sistem sirkulasi darah adalah agar kita dapat membedakan sistem peredaran darah pada arteri dan vena.

B. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung

Tujuan dari praktikum mengenai rangsangan dan kontraksi jantung adalah untuk melihat bagaimana kontraksi pada jantung katak terhadap berbagi perlakuan yang diberikan.

Kegunaan praktikum mengenai rangsangan dan kontraksi jantung adalah agar kita mengetahui pengaruh berbagai rangsangan terhadap kontraksi otot jantung.

C. Aksi Integrasi Saraf

Tujuan dari praktikum mengenai aksi integrasi saraf adalah untuk mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh dari pengaruh perlakuan yang diberikan.

Kegunaan dari praktikum mengenai aksi integrasi saraf adalah agar kita dapat mengetahui aksi integrasi saraf terhadap keseimbangan tubuh setelah diberikan perlakuan.

D. Fungsi Otak

Tujuan dari praktikum mengenai fungsi otak adalah untuk melihat bagian-bagian otak dan memahami fungsi dari bagian-bagian tersebut.

Kegunaan dari praktikum mengenai fungsi otak adalah agar kita dapat mengetahui bagaimana pengaruh yang timbul setelah otak katak tersebut dirusak.


METODOLOGI PRAKTEK

Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Ternak Dasar mengenai Sistem Sirkulasi Darah, Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung, Aksi Integrasi Saraf, serta Fungsi Otak dilaksanakan pada hari sabtu, 20 Maret 2010, pukul 08.00 sampai selesai bertempat di Laboratorium Fisiologi Ternak Dasar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Materi Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, papan preparat katak, jarum pentul, pipet tetes, gunting, ember, jarum preparat, pisau bedah (scalpel), dan stopwach.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah katak, NaCl 0,6%, air, dan benang.

Metode Praktikum

A. Aksi Integrasi Saraf

Mengamati reaksi-reaksi pada katak normal, seperti keseimbangan, reaksi terhadap pengangkatan papan tiba-tiba, reaksi terhadap papan dengan kataknya, kondisi kelopak mata, sikap badan, gerakan-gerakan spontan, cara mengembang dan berenang di air, dan frekuensi nafas.


B. Sistem Sirkulasi Darah

Merusak otak dan sumsum belakang katak dengan menusuk pada bagian foramen occipitale kemudian membentangkannya di atas papan preparat. Setelah itu membentangkan selaput pada salah satu kakinya dan melihatnya di bawah mikroskop.

C. Fungsi Otak

1. Aktivitas Tubuh Katak Normal

Mengamati reaksi-reaksi pada katak normal, seperti sikap badan (postur), gerakan-gerakan spontan, keseimbangan badan (refleks bangkit), kemampuan berenang, dan frekuensi nafas. Kemudian mencatat hasil dari pengamatan tersebut.

2. Katak Spinal

Merusak otak katak dengan menusuk foramen occipitale dengan kawat penusuk otak kira-kira ¾ cm ke belakang dari tempat pemotongan terakhir, kemudian memutar kawatnya untuk merusak tenunan syarafnya. Setelah itu melakukan perlakuan seperti pada keadaan normal tadi dan mencatat hasil pengamatan tersebut.

3. Decerebrasi

Dengan menggunakan katak yang sama kita memotong otak katak secara melintang menurut suatu garsis yang menghubungkan tepi-tepi anterior dan kedua gendang telinga (membran tympani yang terletak di belakang dan di bawah kedua mata). Setelah itu memberikan perlakuan seperti halnya prosedur sebelumnya dan mencatat hasilnya.

D. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung

1. Urutan rangsangan dan kontraksi otot jantung

Merusak otak katak dengan menusuk foramen occipitale kemudian membaringkannya secara terlentang di atas papan preparat dengan menggunakan jarum pentul. Setelah itu, membuka dadanya hingga jantungnya terlihat. Kemudian menghitung frekuensi jantung permenit serta mempelajari bagian-bagian jantung.

2. Ikatan-ikatan stanius

Dengan jantung yang sama tadi kita membuat ikatan stanius I dengan cara mengikat longgar dengan menggunakan benang antara sinus venosus dan atrium kemudian memperhatikan kontraksinya. Setelah itu kita membuat ikatan stanius II dengan ikatan longgar antara atrium dan ventrikel lalu memperhatikan kontraksinya. Selanjutnya membuat kembali ikatan seperti tadi dengan ikatan keras dan menghitung frekuensi denyut jantung permenit.


HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Rangsangan dan Aksi Intergrasi Saraf

Berdasarkan hasil praktikum tentang Aksi Integrasi Saraf, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Praktikum Rangsangan dan Aksi Intergrasi Saraf

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Perlakuan

Normal

Sikap Badan

+

Gerak Spontan

+

Keseimbangan Badan

+

Kemampuan berenang

+++

Frekuensi nafas

+

Sumber: Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010

Berdasarkan data pada tabel 10 maka dapat diketahui bahwa katak yang normal sikap badan, gerak spontan, keseimbangan badan, dan frekuensi nafasnya baik sedangkan kemampuan berenang kurang baik. Keadaan katak yang baik ini dikarenakan karena hal tersebut merupakan gerak sadar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010) bahwa gerak sadar adalah gerak yang dilakukan di bawah kesadaran kita. Seperti berjalan, berlari, mengunyah sedangkan gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari, terjadi begitu saja dan dalam waktu yang cepat. Sel saraf berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga yaitu neuron sensorik, menerma rangsang darin reseptor-reseptor pada kulit, alat indera dan reseptor lain, serta menyalurkan impluls dari ujung reseptor menunju badan sel. Neuron motorik, menerima rangsangan dari saraf sensorik sevara langsung atau melalui onterneuron. Dan neuron konektor yang merupakan sel saraf berkutub banyak dan mempunyai banyak dendrite dan akson.

Saraf merupakan sistem yang berfungsi untuk mengatur berbagai fungsi organ di dalam tubuh secara terintegrasi sehingga mmungkinkan suatu makluk hidup dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan disekitarnya. Susunan saraf menerima berbagai informasi dari dalam dan dari luar tubuh, dan mengkoordinasikan semua aktifitas organ di dalam tubuh kita. Susunan saraf berfungsi untuk merencanakan dan mengkoordinasikan tingkah laku, sehingga memegang peranan dalam tingkah laku subjektif suatu makhluk hidup. Untuk menjalankan fungsi yang begitu bervariasi, susunan saraf merupakan organ yang paling awal mengalami deferensiasi pada masa embriogenesis; merupakan organ yang paling besar pada saat lahir. Selain morfologinya yang khusus, neuron dari susunan saraf merupakan struktur yang menyusun dan mengatur dirinya sendiri (self-organizing & self regulating). Sifat yang unik dari neuron ini sebagian meruapakn ekspresi yang unik dari gen, dan sebagian lagi adalah akibat perkembangan dan pengalaman individu dari setiap mahluk hidup (Anonim, 2010).

B. Sistem Sirkulasi Darah

Berdasarkan Praktikum Fisiologi Ternak yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 11. Peredaran Darah Perifer

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

1

2

Keterangan :

1. Pembuluh Darah Arteri

2. Pembuluh Darah Vena


Gambar : Pembuluh darah pada katak

Preparat : Katak

Perbesaran:10 X 40 kali

Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010

Berdasarkan data pada tabel 11 terlihat bahwa, terdapat pembuluh darah arteri yang berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010) bahwa arteri adalah pembuluh darah yang keluar dari jantung menuju kapiler. Bentuk bercabang-cabang dan mempunyai ciri-ciri yaitu ukurannya lebih kecil dari vena, cairan yang ada di dalamnya kaya oksigen tapi miskin CO2 sehinga warna darahnya labih terang.

Selain pembuluh darah arteri, terlihat juga pembuluh darah vena yang berukuran lebih besar daripada arteri, alirannya lambat menuju jantung, serta warnanya lebih gelap karena mengandung CO2 dan miskin oksigen. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2010), yang menyatakan bahwa bentuk vena yaitu bercabang-cabang dentan kiri yaitu vena selalu berkurang dan besar bila dibandingkan dengan arteri, jumlahnya lebih dari areteri dan merupakan darah yang miskin oksigen dan kaya CO2.

Peredaran darah pada katak tergolong dalam peredaran darah tertutup. Hal ini sesuai dengan pendapat Suripto (1998) bahwa pada system peredaran darah tertutup, darah mengalir sepanjang rangkaian pembuluh darah arteri menuju ke vena melalui kapiler.

Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Anonima (2010) bahwa peredaran darah tertutup merupakan suatu sistem peredaran darah dimana darah beredar sepanjang rangkaian pembuluh darah dari arteri ke vena melalui kapiler dan tidak berhubungan langsung dengan sel jaringan, tetapi dapat menembus dinding kapiler ke cairan jaringan lalu ke sel jaringan. Ciri-cirinya yaitu ada pemindahan fungsi dari masing-masing alat tubuh yang termasuk sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah arteri merupakan resevtor, tekanan yang dapat medukung darah menuju kapiler, dinding kapiler sangat tipis, sehingga memungkinkan pemindahan zat dari kapiler dan jaringan, tekanan darah di kapiler tertentu cukup tingi yang memungkinkan terjadi proses ultrafiltrasi ginjal.

Pembuluh darah yang meninggalkan jantung disebut arteri(nadi). Selanjutnya arteri bercabang-bercabang diseluruh jaringan tubuh menjadi arteri yang halus dan disebut kapiler. Darah dari seluruh tubuh akan kembali melalui venula (pembuluh balik kapiler) kemudian menuju ke vena (pembuluh balik yang lebih besar) dan akhirnya kembali kejantung. Plasma darah vertebrata tak berwarna dan mengandung sel darah merah (eritrosit). Pada umumnya , eritrosit vertebrata berbentuk oval dan berinti. Akan tetapi , eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkav dan tak berinti. Sel darah putih (leukosit) ada beberapa macam dan masing-masing mempunyai tugas khusus. Selain itu, terdapat juga keping-keping darah (trombosit). Eritrosit berwarna merah karena adanya hemoglobin yang berperan dalam pengikatan O2 pada sistem pernapasan. Plasma darah berfungsi membawa sari-sari makanan, sampah metabolisme, hasil proses sekresi, dan beberapa gas (Anonimb, 2010)

C. Fungsi Otak

Berdasarkan Praktikum Fisiologi Ternak yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Pengamatan Integrasi Saraf

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Perlakuan

Spinal

Decebrasi

Sikap Badan

-

+

Gerak Spontan

-

-

Keseimbangan Badan

+++

-

Kemampuan berenang

+++

+

Frekuensi nafas

-

-

Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010

Berdasarkan data tabel 12 dapat dilihat bahwa katak yang didecerebrasi dan di spinal kurang memberikan respon terhadap perlakuan yang diberikan. Hal ini dapat disebabkan karena otaknya sudah tidak berfungsi secara normal karena adanya pemotongan otak dan pengerusakan pada bagian cerebellum dan medulla oblongata. Dimana cerebellum ini berfungsi sebagai pusat keseimbagan dan koordinasi motorik, sedangkan medulla oblongata sebagtai pusat pengatur alat-alat visceral yang esensial seperti respirasi dan sirkulasi jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010), yang menyatakan bahwa kerusakan cerebellum dan medulla oblongata pada hewan dapat menyebabkan hewan tersebut tidak aktif lagi.

Menurut Anonimb (2010) bahwa otak dibagi atas tiga bagian yaitu otak muka, otak tengah, dan otak belakang. Otak muka terbagi atas diencephalon yang berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, nafsu makan, lapar, dan tingkah lauku seksual, sedangkan telecephalon berfungsi sebagai tempat intelegensia dan aktivitas tingkat tinggi pada otak. Otak tengah berasal dari mesecephalon yang berfungsi pada pengkontrolan gerak dan kedudukan terutama untuk mecegah kontraksi yang berlebihan. Otak belakang terdiri dari medulla oblongata yang befungsi sebagai pusat pengatur alat-alat visceral yang esensial seperti respirasi, siklus jantung, kecepan denyut jantung, derajat pemyempitan pembuluh darah kapiler, sekresi saliva, dan proses menelan, sedangkan cerebellum berfungsi sebagai pusat keseimbangan, koordinasi motorik, koordinasi impuls-impuls dari korteks dengan kontraksi otot.

Menurut Anonimc (2010) bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecepatan rambatan suatu impuls yaitu selaput myelin dan diameter serabut saraf. Myelin pada akson mengandung lemak dan membungkus akson tidak secara kontinyu. Pada akson yang mempunyai myelin terjadi lompatan potensial kerja dari ruas ke ruas lain.

Medulla oblongata mempunyaiu fungsi sebagai pusat pengatur alat-alat visceral yang esensial seperti respirasi, siklus jantung, kecepatan denyut jantung, derajat penyempitan pembuluh kapiler, serkresi saliva dan proses menelan. Berbagai implus yang datang dari sistem pernafasan dikoordinasikan dan dapat menghasilkan respon yang terkoordinasi berupa gerak ritmis. Neuron pada medulla juga peka terhadap CO2 pada darah yang sangat penting sdebagai sistem pernafasan. Daerah-daerah luas dari otak merupakan daerah penting untuk proses beberapa informasi sensoris, seperti penglihatan dan bunyi. Rasa penciuman yang merupakan hal penting bagi hewan terutama dengan lobus olfaktori di otak. Koordinasi gerakan hewan berhuibungan dengan serebllum, meskipun daerah-daerah lain di otak juga terlibat, termasuk sereblum. Korteks serebrum kurang penting di banding untuk manusia. Karnio yang mempunyai pola tingkah laku komplkeks mempunyai korteks cerebrum lebih besdar dibandingkan herbivora. Cerebrum mengandung wilayah besar yang disebut hipokampus yang penting untuk ingatan (Sonjaya, 2010).


D. Rangsangan & Kontraksi Otak Jantung

Berdasarkan Praktikum Fisiologi Ternak yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 13. Hasil Pengamatan Rangsangan & KOntraksi Otak Jantung

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DASAR

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Kelompok

Normal

Kontraksi

Stanius I

Stanius II

Longgar

Erat

Longgar

Erat

I

78

90

102

90

101

II

110

97

90

84

64

III

73

89

101

102

91

IV

80

109

92

94

81

V

69

65

55

63

57

Jumlah

410

450

440

433

394

Rata-rata

82

90

88

86,6

78,8

Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010

Berdasarkan hasil pengamatan maka diperoleh hasil yaitu bahwa rata-rata denyut jantung katak pada keadaan normal 82,00 kali/menit, keadaan ikatan Longgar Stanius I 90,00 kali/menit, ikatan Erat Stanius I 88,00 kali/menit, pada iktan Longgar Stanius II 86,6 kali/menit dan ikatan Erat Stanius II sebanyak 78,8 kali/menit. Adanya perbedaan dikarenakan ikatan longgar lebih lama dalam menghalangi terjadinya peredaran darah sehingga frekwensinya lebih besar sehingga bisa disebut output jantung, dimana output jantung merupakan sejumlah darah yang dipompa per unit waktu tergantung pada frekwensi denyut jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010), yang menyatakan bahwa output jantung merupakan jumlah darah dipompa per unit waktu yang dipengaruhi oleh faktor volume adanya jantung lebih besar dalam peningkatan output jantung.

Menurut Supripto (1998) bahwa meskipun jantung berkontraksi dengan sendirinya, namun kuat kontraksi, frekuensi denyut jantung, dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pasangan kedua saraf ini kerjanya adalah saling berlawanan yaitu:

- Saraf simpatik bekerja meningkatkan baik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan mempercepat perambatan impuls pada jantung, sedangkan

- Saraf parasimpatik bekerja menurunkan naik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan melambatkan perambatan impuls pada jantung.

Jantung pada manusia berbeda dengan jantung pada katak yaitu jantung katak terdiri dari 2 atrium dan satu ventrikel sedangkan pada manusia mamiliki 2 vnetrikel dan 2 atrium. Pada katak atrium kiri menerima oksigen dari paru-paru dan atrium kanan menerima darah dari system sirkulasi. Umumnya meskipun terdapat satu ventrikel katak mengalirkan darah yang kaya karbohidrat ke dalam sirkulasi paru-paru. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimd (2010) bahwa Jantung berperan dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh oleh karena itu jantung disebut sebagai alat peredaran darah. Kontraksi otot jantung terjadi karena adanya rangsangan yang diterima oleh saraf. Serabut saraf mencapai setiap saraf otot. Saraf otot berkontraksi karena adanya aksi potensial yang ditimbulkan oleh adanya pertambahan neuron hormon yang dikeluarkan oleh otot dan plate bila rangsangan dan akan mencapai nilai-nilai maximal. Karena serat otot itu tunduk pada hokum All or one yang bermakna sekali berkontraksi atau tidak sama sekali.


PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Katak yang normal sikap badan, gerak spontan, keseimbangan badan, dan frekuensi nafasnya baik sedangkan kemampuan berenang kurang baik.

b. Pembuluh darah arteri yang berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung.

c. Katak yang didecerebrasi dan di spinal kurang memberikan respon terhadap perlakuan yang diberikan.

d. Rata-rata denyut jantung katak pada keadaan normal 82,00 kali/menit, keadaan ikatan Longgar Stanius I 90,00 kali/menit, ikatan Erat Stanius I 88,00 kali/menit, pada iktan Longgar Stanius II 86,6 kali/menit dan ikatan Erat Stanius II sebanyak 78,8 kali/menit.

Saran

Sebaiknya bahan-bahan yang akan dipakai telah tersedia di laboratorium. Agar praktikum dapat berjalan dengan lebih lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Saraf. http://wikipedia.com (Diakses 21 Maret 2010).

Anonima. 2010. Sirkulasi darah. http://org.com (Diakses 21 Maret 2010).

Anonimb. 2010. Fungsi Otak. http://www.ittelkom.ac.id/ (Diakses 21 Maret 2010).

Anonimc. 2010. Kontraksi jantung . http://www.jevuska.com/ (Diakses 21 Maret 2010).

Anonimd. 2010. Rangsangan. http://whedacaine.wordpress.com/ (Diakses 21 Maret 2010).

Supripto. 1998. Fisiologi Hewan. Penerbit ITB. Bandung

Sonjaya,H. 2010. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar