Selasa, 05 Oktober 2010

Laporan Praktikum

Fisiologi Ternak Dasar

DARAH I

Oleh:

Nama : Astrini Padapi

Stambuk : I311 08 279

Kelompok : III (Tiga)

Asisten : Junaedi

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara umum manusia telah mengetahui bahwa tubuh mereka tersusun oleh komponen-komponen darah. Dimana fisiologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi, baik pada tingkat sel maupun tingkat organ, yang terjadi dalam tubuh suatu mahluk hidup. Darah terdiri atas bagian cair atau plasma dan bahan-bahan interseluler.

Tubuh manusia tersusun atas komponen-komponen darah. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

Darah manusia bewarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Untuk memahami apa yang dimaksud darah dan komponen-komponen penyusunnya sehingga dilakukanlah praktikum mengenai Darah I ini.

Tujuan dan Kegunaan

A. Preparat Darah Natip

Tujuan dari percobaan preparat darah natip adalah untuk melihat bentuk sel darah merah, bentuk sel darah putih dan bentuk trombosit.

Kegunaan dari percobaan preparat darah natip adalah agar dapat membedakan bentuk dari komponen-komponen darah baik sel darah merah, sel darah putih ataupun trombosit.

B. Penetapan Waktu kogulasi

Tujuan dari percobaan penetpan waktu koagulasi adalah untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan sampai terbentuknya koagulasi.

Kegunaan dari penetapan waktu koagulasi adalah agar dapat mengetahui normal tidaknya waktu koagulasi darah yang ditandai dengan terbentuknya benang-benang fibrin dan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu koagulasi.

C. Waktu Pendarahan

Tujuan dari percobaan waktu pendarahan adalah untuk mengetahui lamanya waktu pendarahan.

Kegunaan dari percobaan waktu pendarahan adalah agar kita dapat membedakan normal tidaknya waktu pendarahan.

D. Laju Endap Darah (LED)

Tujuan dari percobaan laju endap darah adalah untuk mengetahui kecepatan pengendapan pada sel-sel darah merah.

Kegunaan dari percobaan laju endap darah adalah agar kita dapat mengetahui kecepatan yang dibutuh darah untuk mengendap,

E. Berat Jenis Darah

Tujuan dari percobaan berat jenis darah adalah untuk mengukur dan menentukan berat jenis darah dari sapi, ayam Potong dan ayam Kampung.

Kegunaan dari percobaab berat jenis darah adalah agar kita dapat mengetahui berat jenis darah dari sapi, ayam Potong dan ayam Kampung.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Ternak Dasar mengenai arah, yang dilakukan pada hari Sabtu, 20 Februari 2010 pada pukul 08.00-12.00 dan bertempat di Laboratorium Fisiologi Ternak dasar Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum Darah I adalah lanset pen, objek glass, cover glass, mikroskop, cawan petri berlapis parafin, stopwach, tabung reaksi, tabung Westergreen lengkap dengan raknya, pipa kapiler berlapis parafin dan laktodensimeter.

Bahan yang digunakan pada praktikum Darah I adalah sampel darah, kertas saring, larutan NaCl 0,9%, dan alkohol 70%, tissu, pipa kapiler tanpa heparin dan kapas.

Langkah Kerja

A. Preparat Darah Natip

Pada objek gelas yang bersih kita menaruh 1 – 2 tetes larutan NaCl 0,9 %.Di sebelah larutan tersebut memberi satu tetes darah dari ujung jari (mengambil secara aseptik). Mencampur kedua macam tetesan kita lalu menutup dengan cover glass, menghisap cairan yang berlebih dengan kertas saring. Kemudian mengamati bentuk dari sel darah merah dan sel darah putih di bawah mikroskop. Kemudian menggambarkan hasil pengamatan.

B. Penetapan Waktu Koagulasi

Ä Waktu koagulasi dengan cawan petri

Memulai menyalakan waktu darah keluar dari ujung jari pada pria stopwatch. Kemudian meletakkan satu-dua tetes darah tersebut pada cawan petri berlapis parafin. Dengan menggunakan jarum pentul, menusuk darah tadi, kemudian mengangkat perlahan lahan. Dilakukan demikian pada setiap ½ menit sampai tampak adanya benang fibrin. Mencatat waktunya. Perlakuan yang sama dilakuakan pada wanita. Mulai menyalakan waktu darah keluar dari ujung jari stopwatch. Kemudian meletakkan satu-dua tetes darah tersebut pada cawan petri berlapis parafin. Dengan menggunakan jarum pentul, menusuk darah tadi, kemudian mengangkat perlahan-lahan. Dilakukan demikian pada setiap ½ menit sampai tampak adanya benang fibrin. Kemudian mencatat waktunya.

Ä Waktu koagulasi dengan pipa kapiler

Memasukkan darah yang keluar dari ujung jari pada pria ke dalam gelas kapiler (tidak mengandung heparin) sampai 4/5 panjang pipa, dengan cara menempelkan satu ujungnya pada darah yang keluar dari ujung jari. menggenggam pipa kapiler tersebut dalam tangan untuk mempertahankan pada suhu tubuh. Menunggu dua menit dan kemudian mematahkan sepotong pipa tersebut (1/10 dari pipa berisi darah) mengulanginya setiap ½ menit sampai terbentuk benang fibrin, yang tampak dengan bergantungnya yang patah dari pipa. Kemudian mencatat waktunya. Melakukan perlakuan yang sama pada wanita, memasukkan darah yang keluar dari ujung jari ke dalam glas kapiler (tidak mengandung heparin) sampai 4/5 panjang pipa, dengan cara menempelkan satu ujungnya pada darah yang keluar dari ujung jari. Menggenggam pipa kapiler tersebut dalam tangan untuk mempertahankan pada suhu tubuh. Menunggu dua menit dan kemudian mematahkan sepotong pipa tersebut (1/10 dari pipa berisi darah). Mengulanginya setiap ½ menit sampai terbentuk benang fibrin, yang tampak dengan bergantungnya yang patah dari pipa. Kemudian mencatat waktunya.

C. Waktu Pendarahan

Dengan lanset pen mengeluarkan darah dari ujung jari pada pria. Mencatat tepat timbulnya tetes darah pertama dari tusukan. Mengisap setiap tetesan darah dengan kertas saring. Mengulang sampai tidak ada noda darah lagi. Mencatat waktunya. Melakukan perlakuan yang sama pada wanita, mengeluarkan darah dari ujung jari dengan lanset pen. Mencatat tepat timbulnya tetes darah pertama dari tusukan. Diisaplah setiap tetesan darah dengan kertas saring. Dikerjakan demikian sampai tidak ada noda darah lagi. Mencatat waktunya.

D. Laju Endap Darah

Mencampur antikoagulan dengan sample darah dari ternak (sapi, ayam potong, dan ayam kampung) kemudian memasukkannya ke dalam tabung westergern. Membiarkan berdiri tegak masing-masing tabung yang berisi sample darah tersebut di raknya. Mencatat berapa mm turunnya eritrosit setelah 30, 60 dan 90 menit.

E. Berat Jenis Darah

Menyiapkan sampel beberapa darah ternak kemudian memasukkan kedalam tabung kemudian meletakkan Laktodensimeter kedalam tabung tersebut. Mencatat skala yang ditunjukkan pada Laktodensimeter.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Preparat Darah Natip

Hasil

Tabel 1. Preparat Darah Natip

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Gambar hasil praktikum :


1 3

2


4

Keterangan :

  1. Leukosit
  2. Eritrosit
  3. Trombosit
  4. Inti sel

Gambar dari internet :

Pembesaran: 100x

Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010.

Berdasarkan data dari Tabel 1 pengamatan preparat darah natip maka dapat diperoleh hasil bahwa sampelnya berasal dari darah manusia dicampur dengan NaCl 0,9 % pada objek glas yang ditutupi dengan cover glass dan diamati di bawah mikroskop, dapat dilihat sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti. Sedangkan sel darah putih tidak beraturan dan mempunyai inti. Hal ini sesuai dengan pendapat Suripto (1998) yang menyatakan bahwa darah manusia mengandung komponen plasma darah yang terdiri atas 92% air, protein plasma 7% dan zat-zat terlarut lainnya sekitar 1% dan elemen-elemen seluler yang terdiri atas sel darah merah (eritrosit) hampir 99,9% dan sisanya adalah sel darah putih (leukosit) % keeping-keping darah (trombosit).

Hal tersebut sependapat dengan Sonjaya (2010) yang mengatakan bahwa Eritrosit (sel darah ) berbentuk bikonkaf dengan lingkaran tepi tipis dan tebal di tengah, dan kehilangan intinya sebelum sirkulasi. Leukosit selalu mempunyai inti sel dan sitoplasma serta mampu bergerak bebas.

Selain sel darah merah dan sel darah putih terdapat pula plasma darah. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2010) yang menyatakan bahwa salah satu karakteristik dari sel darah putih yakni memiliki inti atau nucleus serta mampu bergerak bebas dalam darah.

Menurut Frandson (1986) menyatakan bahwa elemen-elemen darah yang memiliki bentuk meliputi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan keping darah. Karena sel-sel darah merah dan keping darah keduanya mempunyai nukleus maka tidak dimasukkan ke dalam jenis sel yang khas.

Menurut Anonimb (2010) bahwa plasma darah merupakan bagian cair darah. Cairan ini didapat dengan membuat darah tidak beku dan sel darah tersentrifugasi. Plasma terdiri dari 90% air, 7-8% protein, dan di dalam plasma terkandung pula beberapa komponen lain seperti garam-garam, karbohidrat, lipid, dan asam amino. Karena dinding kapiler permiabel bagi air dan elektrolit maka plasma darah selalu ada dalam pertukaran zat dengan cairan interstisial. Dalam waktu 1 menit sekitar 70% cairan plasma bertukaran dengan cairan interstisial. Serum darah adalah cairan bening yang memisah setelah darah dibekukan. Plasma darah berbeda dengan serum darah terutama pada serum tidak terdapat faktor pembentukan fibrinogen.

Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-benang fibrin / fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka. Isi Kandungan Plasma Darah Manusia (anonimc, 2010 ) :
1. Gas oksigen, nitrogen dan karbondioksida
2. Protein seperti fibrinogen, albumin dan globulin
3. Enzim
4. Antibodi
5. Hormon
6. Urea
7. Asam urat
8. Sari makanan dan mineral seperti glukosa, gliserin, asam lemak, asam amino.

Menurut Sonjaya (2010) bahwa sel darah itu sendiri terdiri dari sel darah merah dan sel darah putih serta keping darah. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu

1. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Bentuk sel darah merah pipih, bikoinkaf, tidak mempunyai inti dan mempunyai ukuran panjang 7,5 mikron serta luas permukaan 120 mikron.

2. Sel Darah Putih (Leukosit)

Darah putih berbeda atau leukosit sangat berbeda dari eritrosit karena adanya nucleus dan memiliki kemampuan gerak yang independent.

3. Keping-keping Darah (Trombosit)

Trombosit merupakan fragmen sel yang berdiameter 2-4µ. Dibentuk di dalam sumsum tulang dan limfa. Mempunyai masa hidup 8-10 hari. Keping-keping darah berkerut pada pembuluh darah luka dimana trombosit melepaskan satu bahan yang membatasi pembuluh darah dan beragregasi untuk membentuk gumbalun.

B. Penetapan Waktu Koagulasi

Hasil

Tabel 2. Penetapan Waktu Koagulasi

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Kelompok

Cawan Petri

Pipa Kapiler

Pria (second)

Wanita (second)

Pria (second)

Wanita (second)

I

-

52

60

-

II

19,38

180

25,2

261

III

180

111

90

120

IV

152,4

153,4

180

202,2

V

9

11

60

120

Jumlah

360,78

507,4

415,2

703,2

Rata-rata

72,156

101,48

2,754

140,64

Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010.

Berdasarkan data dari Tabel pengamatan penetapan waktu koagulasi maka dapat diperoleh hasil bahwa menggunakan cawan petri, jumlah waktu yang dibutuhkan pada pria dari semua kelompok yaitu 360,78 second dengan rata-rata 72,156 second dan jumlah waktu yang dibutuhkan pada wanita dari semua kelompok yaitu 507,4 second dengan rata-rata 101,48 second. Menggunakan pipa kapiler jumlah waktu yang dibutuhkan pada pria dari semua kelompok yaitu 415,2 second dengan rata-rata 2,754 second dan jumlah waktu yang dibutuhkan pada wanita dari semua kelompok yaitu 703,2 second dengan rata-rata 140,64 second.

Dimana waktu koagulasi pada perempuan lebih lambat dibandingkan dengan laki-laki pada perlakuan pipa kapiler maupun cawan petri. Dengan cawan petri sampel darahnya berasal dari pria dan wanita, yang diambil dari ujung jari satu-dua tetes kemudian pada cawan petri berlapis parafin. Parafin pada cawan petri berfungsi agar darah tidak cepat membeku. Darah tersebut kemudian ditusukkan dengan jarum pentul dan diangkat perlahan-lahan sampai terbentuk atau terlihat benang fibrin. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1986) bahwa fibrin adalah suatu zat yang membentuk gumpalan lunak, secara alamiah fibrin tidak ada dalam wujud yang aktif di peredaran darah.

Menurut Frandson (1986) bahwa waktu koagulasi darah merupakan interval waktu mulai timbulnya tetes darah dari pembuluh yang luka sampai darah berhenti mengalir keluar dari pembuluh darah. Penghentian pendarahan ini disebabkan oleh terbentuknya agegat yang ditunjukkan platelet yang menutupi celah pembuluh darah yang rusak. Waktu koagulasi normal pada manusia yaitu 15 detik sampai 2 menit dan berakhir dalam waktu 5 menit. Sedangkan waktu koagulasi pada ternak seperti sapi 6,5 menit, kambing 2,5 menit, ayam 4,5 menit, kuda 11,5 menit, babi 3,5 menit, domba 2,5 menit dan anjing 2,5 menit.

Ada banyak faktor yang mempercepat proses koagulasi, yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor labil, faktor stabil, faktor anti hemofilik A dan faktor hemofilik B. Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010), bahwa faktor-faktor koagulasi darah sebagai berikut:

Faktor

Sinonim

I

II

III

IV

V

VII

VIII

IX

X

XI

XII

XIII

Fibrinogen

Protrombin

Tromboplastin

Kalsium

Faktor labil, Proakselerin, Ac-globulin

Faktor stabil, Prokonvertin, akselerator konversi serum protrombin (SPCA)

Antihemofilik globulin (AHG), faktor antihemofilik A

Faktor cristmas, komponen tromboplastin

Faktor Stuart-Prower

Anteseden tromboplastinplasma (PTA), faktor antihemofilik C

Faktor Hageman

Faktor stabilisasi fibrin

Terjadinya koagulasi disebabkan karena kandungan garam dalam kalsium dalam tubuh kurang akibatnya akan sangat berpengaruh terhadap pemecahan trombosit yang mengandung tromboplastin yang penting dalam pembekuan darah,

dimana tromboplastin akan bertemu protrombin dan dengan bantuan kalsium dan vitamin K akan menjadi trombin yang dapat mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonima (2010) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi waktu koagulasi darah yaitu adanya pembentukan tromboplastin, adanya ion kalsium dan substansi faktor trombosit bereaksi dengan faktor anti hemofilik membentuk tromboplastin, protrombin, prokonvertin, akseleretor konversi serum protrombin dan ion kalsium.

Menurut Sadiqin (2001) bahwa gumpalan darah ini terbentuk dalam jumlah yang cukup besar dan menutupi daerah yang luka. Gumpalan ini bukanlah semata-mata tumpukan massa sel-sel darah. Di dalam gumpalan darah terdapat jarring serat-serat protein yang pembentukannya berkontraksi, sehingga massa darah yang terangkap di dalamnya menjadi lebih padat sehingga lebih mangkus dalam menutup luka. Peristiwa yang kelihatannya sederhana ini ternyata merupakan suatu proses yang rumit, melibatkan sejumlah faktor seperti sejumlah protein yang sebagai enzim, Ca2+ dan faktor sel. Serat-serat protein yang membentuk jarring tersebut dikenal dengan fibrin.

C. Waktu Pendarahan

Hasil

Tabel 3. Waktu Pendarahan

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Kelompok

Pria ♂

Wanita ♀

I

-

8

II

3,19

22,08

III

6,13

12,33

IV

6,74

6,98

V

90

120

Jumlah

106,06

266,41

Rata-rata

21,212

53,282

Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010.

Berdasarkan data dari Tabel pengamatan waktu pendarahan bahwa jumlah waktu yang dibutuhkan pada pria dari semua kelompok yaitu 106,06 detik dengan rata-rata 21,212 detik. Dan jumlah waktu yang dibutuhkan pada wanita yang dibutuhkan pada wanita dari semua kelompok yaitu 266,41 detik dengan rata-rata 53,282 detik. Dengan demikian dapat diketahui bahwa waktu pendarahan pada perempuan lebih cepat daripada laki-laki. Hal ini disebabkan karena suhu, umur dan besar kecilnya luka yang ditimbulkan dari penusukan. Sesuai dengan pendapat Frandson (1986) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses pendarahan yaitu besar kecilnya luka atau umur, temperature atau suhu, dalam menggunakan kertas saring yang terlalu ditekan atau dapat pula oleh kadar kalsium dalam darah. Faktor yang lainnya yaitu tingkat kesehatan setiap individu dan banyak tidaknya zat kalsium yang terkandung dalam darah.

Menurut Sonjaya (2010) Waktu pendarahan adalah waktu yang dibutuhkan kulit berdarah untuk berhenti setelah penusukan kulit. Darah dihapus setiap 30 detik atau luka diredam dalam larutan fisiologis.

D. Laju Endapan Darah

Hasil

Tabel 4. Laju Endapan Darah

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Jenis Darah

30 menit

60 menit

90 menit

A

B

A

B

A

B

Ayam Ras

4

1

6

2

9

2

Ayam Buras

1

3

2

2

4

2

Sapi

1

-

1,5

-

2

-

Jumlah

6

4

9,5

4

15

4

Rata-rata

3

1,33

3,17

1,33

5

1,33

Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010.

Berdasarkan data dari Tabel pengamatan laju endap darah dapat diperoleh hasil bahwa pada waktu 30 menit jumlah LED sampel A yaitu 6 mm dengan rata-rata 3 mm dan sampel B yaitu 4 mm dengan rata-rata 1,33 mm. Pada waktu 60 menit jumlah LED sampel A yaitu 9,5 mm dengan rata-rata 3,17 mm dan sampel B yaitu 4 mm dengan rata-rata 1,33 mm. Pada waktu 90 menit jumlah LED sampel A yaitu 15 mm dengan rata-rata 5 mm dan sampel B yaitu 4 mm dengan rata-rata 1,33 mm. Pada saat Setelah 30 menit sel mulai mengendap sehingga mulai nampak cairan plasma yang berwarna kekuning-kuningan. Hal ini sesuai dengan pendapat Frandson (1986), bahwa apabila suatu sampel darah diberi zat untuk mencegah penggumpalan dan dibiarkan tenang tak terganggu, sel-selnya akan turun dan mengendap (settle) ke bagian dasar, hingga akan terlihat suatu cairan di bagian atas yang berwarna menyerupai jerami yang disebut plasma darah.

Laju Endap Darah (LED) dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal contohnya adalah cara meletakkan tabung di atas meja, tempertaur/suhu ruangan, getaran/guncanangan terhadap tabung, sedangkan faktor internalnya adalah seperti globulin dan fibrinogen. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonimc (2010) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan Laju Endap Darah yaitu faktor teknik seperti letak tabung/pipet, diameter tabung/pipet, suhu ruangan dan getaran sedangkan faktor kedua adalah faktor dalam darah itu sendiri yakni fibrinogen, eritrosit, dan globulin.

Menurut Anonimd (2010) menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik. Jumlah eritrosit/ul darah yang kurang dari normal, ukuran eritrosit yang lebih besar dari normal dan eritrosit yang mudah beraglutinasi akan menyebabkan Laju Endap Darah (LED) cepat. Walaupun demikian, tidak semua anemia disertai Laju Endap Darah (LED) yang cepat. Pada anemia sel sabit, akantositosis, sferositosis serta poikilositosis berat, laju endap darah tidak cepat, karena pada keadaan-keadaan ini pembentukan rouleaux sukar terjadi. Pada polisitemia dimana jumlah eritrosit/µl darah meningkat, Laju Endap Darah (LED) normal.

E. Berat Jenis

Hasil

Tabel 5. Berat Jenis

LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010

Jenis Darah

BJ

Ayam Ras

1,060

ayam Buras

1,055

Sapi

1,060

Sumber : Data Hasil Praktikum Fisiologi Ternak Dasar, 2010.

Berdasarkan data dari Tabel pengamatan berat jenis diperoleh hasil bahwa berat jenis darah pada hewan berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan Anonimf (2009) yang menyatakan bahwa berat darah kira-kira 5-10% dari berat hewan tergantung dari spesies hewan tergantung pada gizinya. Darah terdiri dari beberapa komponen, yaitu plasma darah atau serum dan komponen padat yang terdiri dari eritrosit, trombosit dan leukosit. Leukosit terdiri dari granulosit yang terdiri dari neutrofil, eosofil basofil dan agranulosit yang terdiri dari limfosit dan monosit. Komponen seluler darah sebesar 30-40% dan plasma sebesar 55-70%.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum Fisiologi Ternak Dasar mengenai Darah I maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Darah terdiri atas dua komponen yaitu plasma darah dan sel darah yang terdiri atas beberapa jenis yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping-keping darah (trombosit).

2. Waktu koagulasi adalah waktu mulai darah keluar sampai terbentuknya benang fibrin. Untuk rata-rata waktu koagulasi pada pipa kapiler untuk pria adalah 2,754 second dan untuk wanita yaitu 140,64 second, sedangkan rata-rata waktu koagulasi untuk perlakuan cawan petri pada pria adalah 72,156 second dan untuk wanita yaitu 101,48 second.

3. Waktu pendarahan adalah waktu mulai terjadinya tetes darah pertama sampai tidak ada lagi noda di kertas saring. Waktu pendarahan rata-rata pada pria yaitu 21,212 detik sedangkan pada wanita waktu rata-ratanya

53,282 detik

4. Laju Endap Darah yaitu kecepatan mengendapnya sel darah merah hingga terbentuknya plasma yang sangat jelas terlihat pada tabung westergrin. pada waktu 30 menit jumlah LED sampel A yaitu 6 mm dengan rata-rata 3 mm dan sampel B yaitu 4 mm dengan rata-rata 1,33 mm. Pada waktu 60 menit jumlah LED sampel A yaitu 9,5 mm dengan rata-rata 3,17 mm dan sampel B yaitu 4 mm dengan rata-rata 1,33 mm. Pada waktu 90 menit jumlah LED sampel A yaitu 15 mm dengan rata-rata 5 mm dan sampel B yaitu 4 mm dengan rata-rata 1,33 mm.

5. Berat jenis darah pada hewan berbeda-beda.

Saran

Sebaiknya bahan-bahan yang akan dipakai telah tersedia di laboratorium. Agar praktikum dapat berjalan dengan lebih lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Darah. http://wikipedia.com (Diakses 22 Februari 2010).

Anonima. 2010. Koagulasi. http://org.com (Diakses 22 Februari 2010).

Anonimb. 2010. Sel Darah. http://www.ittelkom.ac.id/ (Diakses 22 Februari 2010).

Anonimc. 2010. Plasma Darah. http://www.jevuska.com/ (Diakses 22 Februari 2010).

Anonimd. 2010. Laju Endap Darah. http://whedacaine.wordpress.com/ (Diakses 22 Februari 2010).

Frandson. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Sadiqin, M. 2001. Biokimia Darah. Penerbit Widya Medika. Jakarta

Supripto. 1998. Fisiologi Hewan. Penerbit ITB. Bandung

Sonjaya,H. 2010. Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin. Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar